CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK, Hasrat-Bispak06 Beberapa menit saya terjaga dari tidurku. Kendati pun saya telah berasa cukup lebih enak, saya masih pengin bermalasan, dan biarkan badanku yang telanjang bundar serta terpendam dalam bedcover ini terus terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Adakalanya saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku dan wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri karena saya terpikir insiden dalam hari tempo hari bersama Andy, mulai dengan sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku hingga sampai kembali pada kelasku, serta yang paling membuatku berbahagia yakni SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku supaya lekas istirahat serta tidur sebab dia mengetahui saya kepayahan.

Namun, Andy tahunya saya kelelahan karena belajar hingga sampai malam, bukan lantaran ngeseks berkali kali semenjak tempo hari lusa. Saya melihat jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Karena itu saya menarik napas panjang, siap-siap menempuh ini hari yang entahlah akan berikan warna manalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya meratap perlahan-lahan di saat saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal saat kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku belum juga sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Meskipun sebenarnya saya telah istirahat semalaman tanpa masalah, sampai saya udah tidur lebih cepat seusai terima SMS Andy kurang lebih jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam lemari bajuku buat ambil bra dan celana dalamku,  seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan intimidasi Dedi, ini hari saya memilih untuk pakai celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa benar-benar resah, mengayalkan rekan temanku di sekolah tahu jika saya tak kenakan celana dalam. Jika kelak Dedi menyusahkanku, saya udah pasrah.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

Adakalanya saya meratap, waktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengacau cara kakiku. Juga saat ini saya baru merasai bila otot perutku  sedikit kejang, seperti habis melaksanakan sit up berkali mungkin.

Tapi perlahan-lahan saya mengerti sebuah perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya malahan nikmati merasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… saat pagi pagi sudah rusuh gini…", saya mengeluh dan memarahi diriku sendiri.

Jadi saya usaha tidak untuk melepaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sesudah saya gantungkan semua lembar baju yang hendak kukenakan dan handukku, saya menggembok pintu meski saya masih ingat bila pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh bila saya mesti mandi tanpa ada menggembok pintu kamar mandi, dan saya tidak pingin bila saya jadi biasa sesuai itu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus memberi kesegaran. Sehabis tuntas, saya lekas keringkan badanku serta memakai bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… jika kedepannya Andy tahu kamu sudah tidak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya berujar di bayang-bayang diriku di cermin, dan saat ini hatiku jadi berduka.

Saya mulai pakai busana dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sesudah mematikan AC kamarku, saya periksa beberapa buku yang berada pada tas sekolahku, meyakinkan tiada yang ketinggalan dan gak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah serta siap-siap untuk mengatur performaku di muka meja dandanku, di saat tau-tau saya dengar telpon selulerku keluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari handphoneku, dan selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

‘Pagi Eliza. Kamu udah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu telah lebih sehat serta gak letih.'

Saat saya memandang nama pengirimnya yaitu Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya udah lebih sehat serta sudah tak penat. Saya suka sekali lantaran saya terasa Andy mulai berani memberi perhatiannya padaku.

Sesudah saya simpan mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap membereskan performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai nampak rapi serta elok megar, lalu saya memberinya sedikit bedak di mukaku.

Ini hari saya ingin nampak lebih elok serta menarik di depan Andy, dan saya memulaskan lip gloss seperlunya pada bibirku.

"Andy… kalaupun saja kamu tahu… saya suka dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman lambat sembari melihati diriku di cermin menegaskan tidaklah ada yang keliru dengan performaku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya menanyakan sekalian ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah ke pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya telah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta berterima kasih pada Sulikah. Kemudian saya menggembok pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di sisi rack sepatu, serta saya memanfaatkan kaus kaki serta sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya ajukan pertanyaan bingung.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan takjub.

"Terima kasih ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharapkan di sekolah kelak Andy juga memujiku semacam ini, kendati pun jika menyaksikan Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya keinginanku itu mustahil terjadi sekencang itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Saya turun ke ruangan makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin berkurang dari rata-rata, lantaran tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin menjadi dilihat tidak menarik buat Andy. Dalam sekejap saya selesaikan sarapanku, dan sesudah membasuh tangan dan mulutku, saya ambil langkah ketujuan garasi.

Di situ saya lihat pak Berbudiin tengah mengelapi mobilku. Saat saya merapat, pak Bijakin yang melihatku sekejap menyudahi kerjanya, serta dia menatapku seperti anyar kali pertama melihatku saja.

Demikian pula Wawan serta Suwito yang pada awalnya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sekalian terus menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijakin, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya berbicara pada pak Bijakin sembari menunjuk lap yang ada pada atas kap mesin mobilku.

Tak ada jawaban dari pak Bijakin yang cuman mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia lakukan itu sekalian lagi menatapku. Saat saya memandang sekitar, saya lihat Wawan dan Suwito pun berlaku sama, mereka lagi mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian seluruhnya mengapa sich? Tidak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya menyengaja menghardik dengan suara yang lumayan keras sampai mereka kaget.

Suwito hingga sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sedang Wawan dengan paras terkaget jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mengendalikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha selalu memasangkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Berbudiin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, dan mereka berdua memulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang sangat kukenal, penglihatan mata mereka ketika mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

"Eh eh… kalian pengin apa? Gak! Tak mau!!", memahami apa yang hendak dilaksanakan oleh pak Berbudiin, Wawan serta Suwito, saya berseru kuatir dan cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menggembok pintu mobilku sebelumnya mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka, pun agar mereka dapat dengar jawabanku yang jelas kuusahakan buat bikin mereka kian jengkel.

"Mari non Eliza… Tidak lama saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang telah terkunci ini.

"Tak ingin! Tidak mau! Kelak bajuku lecek! Intinya tidak mau!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya berniat mengerling ke mereka, dengan tipe yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengayalkan apa yang bakal terjadi jika waktu ini saya hingga sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran dipaksakan layani gairah birahi mereka lebih dulu.

Sehabis seringkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab permohonan mereka yang memaksakan saya turun tidak lama, pada akhirnya mereka berserah pula serta kembali menambahkan tugas mereka. Pak Berbudiin mengelap mobil mamaku, dan Wawan serta Suwito kembali naik ke bangku tadi mereka gunakan dan meneruskan sapu langit langit garasi ini.

Sekalian tersenyum senyuman karena menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan di saat saya memandang mereka bertiga pura pura gak tahu kalaupun mereka harus membuka pintu garasi juga pintu gerbang buatku, saya mendesak klakson mobilku sampai semua terperanjat dan seluruh alat bersih bersih yang ada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya telah tak tahan kembali serta saya ketawa sejadi jadi sembari tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang sangat dekat dengan mobilku nampak bersungut sungut sembari membuka pintu garasi kemudian  pintu gerbang, sedang Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan puas, kendati pun saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga akan membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu dengan secara menjadikanku piala bergilir atau piala bersama. 

Tetapi saya tidak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan juga mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidaklah ada siapa siapa dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bisa mereka kerjakan padaku sehabis seluruh yang kulakukan ini, kalaupun kelak saya nyata-nyata mesti sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya takut seram mengandaikan perbudakan apa yang harus kujalani seusai saya pulang sekolah kelak.

Sesudah pintu terbuka seluruh, saya selekasnya meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya gak pengin pikirkan apa yang hendak terjadi dengan diriku kelak, karena di pikiranku sekarang ini cuman ada sebuah perihal, ialah saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya telah merias diriku secantik yang saya dapat, serta ini kulakukan ekslusif cuman buat Andy. Saya pengin Andy sungguh-sungguh ketarik padaku.

II. Asa Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit saat sebelum bel masuk sekolah keluarkan bunyi waktu saya hingga sampai di parkir sekolah. Jantungku berdegap kuat sewaktu saya menyaksikan Andy baru turun dari mobilnya. Serta waktu saya memandang tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi cantik, dan saya suka sekali.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

Saya tidak pengin mimpi cantikku ini lesap demikian saja, karena itu saya lekas meluncur dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy kayaknya langsung mengenal bila ini ialah adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku dan dengan sabar dia menantiku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil serta mengancing pintu, dan kami berdua sempat sama-sama pandang buat beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya ambil langkah dekati Andy, yang saat ini baru kusaksikan kalaupun mukanya merona merah.

"Hai Andy… thanks ya semalam, mm… pun barusan pagi… saya telah sehat kok, pula sudah gak demikian penat seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku kian terlengah waktu saya memandang paras Andy yang cakep itu tersenyum halus. Namun Andy terus menunduk seperti tidak berani melihatku dan saya tersenyum geli lihat kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali karena Andy masih menunduk tiada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian grogi.

"Saya mengapa?", saya menanyakan dengan senyuman jail.

"Aku… anu… saya suka kamu sudah tak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berucap dengan girang.

Sebetulnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap jika kelanjutan ujaran Andy barusan itu ialah sanjungan dari Andy jika saya dilihat elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, ujaran Andy barusan itu masih tetap membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah sangat percaya sekali bila Andy senang padaku, kelihatan dari sikapnya yang terus salah tingkah sesuai ini serta ujaran Andy barusan perlihatkan jika Andy benar-benar peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan nada lambat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya mengusikk suka, tetapi Andy menunduk demikian dalam serta dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli menyaksikan Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia  kasmaran padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan saat dia membawa parasnya menatapku, saya mengacaukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, entahlah puas atau malu, atau ke-2 nya. Saya gak meyakini, namun saya berasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya gak tahu ujaran apa yang dapat melukiskan hatiku saat ini, yang terang saya rasakan saat pagi ini hari saya memperoleh angan-angan yang cantik. Serta saya benar-benar berbahagia saat Andy terus ambil langkah di sampingku, walau Andy yang terkadang melihat serta tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Persis seperti tempo hari, saya rasakan sejumlah tatapan iri dari beberapa pelajar cewek yang melihatku jalan ke arah kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya terasa senang serta puas, walau sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang doi. Serta sekarang kami berdua duanya sama diam sekalian selalu mengambil langkah, hingga kemudian kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya mohon pamit pada Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sekalian lambaikan tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas lambaikan tanganku.

Saya tersenyum senyuman sekalian mengambil langkah masuk ke kelasku. Namun saat saya memandang Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku dan tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian lagi mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidaklah ada insiden spesial, selainnya Jenny yang repot menarik serta mengejekku terkait Andy, pun Sherly yang turut jadi parah situasi pada waktu kami bergabung di kantin saat pukul istirahat pertama dan, dan saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini kini.

Dan kalaupun kebanyakan saya terus usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuman dapat mengelit atau tersenyum malu, meski hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel tandanya jam istirahat ke-2  selesai ini udah mengeluarkan bunyi.

"Simak deh… wajahnya hingga sampai merah begini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly serta mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini tidak perlu pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya, pula ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah gak kok. Cup cup… gak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sekalian merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang dan memberikan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly sebagai berikut, namun saya menurut saja waktu Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama