CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2, Hasrat-Bispak06 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  pujaan hatiku ini tidak suntuk jemunya menarik serta menghinaku perihal Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuma dapat mengharapkan kami lekas sampai ke kelasku. Tetapi di saat kami hingga di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak jika ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, tidak boleh lama-kelamaan ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama mengangkat tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus menggamit tanganku. Sebetulnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly melepas gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku , lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

Saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya terasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada di dalam sini. Sehabis saya usai buang air kecil dan mengatur pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit ketahan sewaktu tau-tau ada suatu tangan yang membungkam mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tiada perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu disetubuhi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Secepatnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini di dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding sebab saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung tidak lama, lalu saya mengusikk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, sebab bila saya mengakibatkan kericuhan, lalu banyak yang ketahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha lihat menjurus Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, namun selesai tontonan itu selesai, saya was-was Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki biadab ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak pengin diketahui pihak lain karena saya mendesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Saat lagi saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya seorang cebol yang kukenali menjadi pelayan salah satunya stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, namun juga siswi lain yang makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini pada saat dia ketahui sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada di tengah area ini. Saya gak pahami apa yang dilaksanakannya, apa menanti seorang, atau dia memiliki rencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya termangu menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka dongkol. Namun anehnya Cie Fifi justru hampiri sang cebol yang tengah tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta seterusnya jantungku berdebar-debar kuat lihat sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu mencermati sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya baru sadar jika nyatanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Tetapi sudah pasti saya gak dapat melakukan hal jenis-jenis dibanding nasibku justru jadi bertambah jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi padaku bila saya membuat kerusuhan yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang dan memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, kadangkala kasar, yang nyata tingkah Dedi ini membuatku risau serta jantungku berdetak bertambah kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

Saya gak berani menahan sebab saya takut tepisanku kemungkinan mengakibatkan suara yang mungkin kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku buat menyaksikan fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat menjurus Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah gak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu yakni kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdegap cepat lihat itu semuanya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat dan selalu memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi pastinya, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti untuk Dedi, namun saya tidak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada bab erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mendesah dengan paras seperti meredam sakit saat lagi sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan sekarang sang cebol itu entahlah tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi merayu dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi selesai.  Saya sudah terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang tengah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil saat saya hampir tidak dapat meredam diriku buat mengerang lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, dan situasi jadi bertambah susah buatku di saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya  anyar tahu kira-kira dua pekan kemarin, kalaupun bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi karena ucapannya yang benar-benar kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini kedapatan oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku bertambah jelek.

Jadi saya cuman dapat memandang Dedi dengan geram, tetapi bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mengendalikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Tetapi sewaktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini tidak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada enggan memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Kendati raut muka Cie Fifi kelihatan dongkol, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Selanjutnya Cie Fifi merendahkan badannya dan menggantungkan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tapi tetap menyangga di lantai.

Tanpa ada berbicara apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang dan celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan membuka rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, serta sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak bingung memandang sikap sang cebol yang berani dan sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak pernah menduga Cie Fifi yang keseharian nampak demikian ramah dan enerjik, nyatanya merendam persoalan yang tidak selisih jauh denganku. Saya terasa belas kasih di Cie Fifi kendati dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya  pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Serta ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, serta hal tersebut membuatku risau sebab secepatnya saya akan mendapatkan soal bila Dedi ketahui saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Rupanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali mengulet kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi jengkel, dan dia cuman tersenyum senyuman, nampaknya dia puas sehabis buat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya berpikiran ini waktu yang benar untuk sampaikan tujuan serta alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dimaki sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kelihatannya dia sedang memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas menurunkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya termangu sementara lihat penis itu telah ereksi, dan sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya gak pengin buang waktu, saya selekasnya mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan waktu saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya banyak pejantan yang sudah memerkosaku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengerang saja, tetapi gak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang tengah alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama