CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3, Hasrat-Bispak06 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang ia mengerti akan dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat di saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya pengen nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat lagi saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal pada Dedi, biar dia kian terangsang sampai pekerjaanku akan tuntas lebih semakin cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu telah menyibak rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah menanti hukuman yang hendak dikasihkan Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak bertambah kuat. Dua murid bobrok ini bakal lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Selayaknya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu untukku untuk pikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lalu dengan urutan ke-2 kakiku yang masih tetap sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan dongkol saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semuanya tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk serta nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada sisi bibir vaginaku. Dedi sudah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya tidak berani menjawab, gak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, namun saya gak mau kelak rekan temanku terlebih Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku tampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terhambat waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta terus mendesah terhenti, tetapi saya gak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengerang dan meronta kesakitan di saat saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi saat saya menengok ke belakang buat memandang apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang ketahan, namun waktu ini saya tidak miliki alternatif lainnya, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sejenak di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta selanjutnya saya selalu usaha menyambung service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terbendung, dan saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Karena itu saya mesti kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mengendalikan mual karena berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti meredam merasa sakit bersatu nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharapkan pengidapanku ini lekas selesai. Saya pula mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku sesudah saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Selesai saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia tidak bisa mencegah kepuasan service oralku.

Namun saya gak ingin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan di mulutku ini, tetapi saya tidak pengen Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya udah sukses. Saya sangat kecewa kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat memanfaatkan langkah yang serupa untuk melepaskan kedongkolanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini meski penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum juga tuntas dengannya.

Saya lagi menarik serta menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, dan sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama sepertiseperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergolek sehabis saya serta banyak doiku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti gak percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya sangat sakit hati saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada pedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya mesti mengatur diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berubah telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak ingin terkena bencana buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit tidak nikmat karena saya harus bohong di Jenny yang demikian melihat serta mencintaiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini merupakan yang terhebat, dibanding ada yang dengerin perbincangan kami waktu saya mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku pada saat saya ada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny udah kembali repot menarik dan menghinaku masalah Andy. Apa lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat merayuku, dan saya udah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih sedang dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya udah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… hingga sampai saya tidak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin katakan apa ya… saya ingin omong, jika Eliza tidak senang dengannya", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sekalian mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah memang baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata tuturnya, serta saya serta lagi merengek-rengek.

"Bila getho kamu tidak boleh menghindari terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berbicara apa manalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian menata semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap waktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin hingga sampai kapan sich baru suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Maka itu tidak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MONTOK PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, nyatanya betul-betul kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Tetapi tetap saya risau kalaupun ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya tidak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, kebenaran saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.

Saya telah tak punyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Pastinya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi di saat saya memandang sang cebol. Saya terlintas perbuatan busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami serta mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama